Sabtu, 17 Maret 2012


Entah apa yang telah disiapkan tuhan dengan jalan hidup kita, tapi yakinlah jika itu adalah yang terbaik meskipun terkadang keputusannya sulit untuk kita terima.
Tuhan maha adil, yakinlah akan hal itu… dan aku juga akan menerima apapun keputusan yang akan ia berikan padaku dalam hidupku selanjutnya, aku serahkan hidup dan matiku pada takdirnya, karna aku yakin akan janji-janji _NYA..
Sama  halnya dengan yang aku lakukan, meskipun berat menerima keputusannya, tapi aku percaya mungkin inilah yang terbaik untuk aku, awalnya aku tak terima dengan keputusannya untuk membawa orang yang ku sayangi bersamanya, aku merasa tuhan telah mengambil sebelah hatiku, sebelah jiwaku IA bawa pergi jauh sekali.. sakit rasanya hati ini saat IA menjemput sebelah hatiku untuk ikut bersamanya…
Tak sanggup aku menahan sakit itu saat mataku melihat jiwaku telah terbaring kaku dihadapanku..
Menangis aku disampingnya, berharap ia akan terbangun dan memelukku, namun itu tak mungkin terjadi.. karna ALLAH sangat mencintainya dari pada aku, mungkin ALLAH tak mempercayai hatinya untukku.. mungin ALLAH tak ingin ia terluka didunia ini.
‘’YA ALLAH..  ternyata sakit ini tak mampu aku tahan,meskipun telah berulang kali aku mencoba untuk mngikhlaskannya bersamaMU disurga..”
Menangis aku didekatnya, namun tak jua matanya terbuka untuk melihat kehadiranku..
Semua mata tertuju padaku, ntah apa yang sedang mereka fikirkan.. apa mereka kasihan kepadaku yang ditinggalkan oleh mu kasih..??? akupun tak tau…
“sabar ya..”semua orang yang datang mengucapkan kata yang sama sampai orang yang kusayang tiba di peristirahatannya yang terakhir, batu nisanpun telah dinatamkan dalam tanah yang mengubur jasad sebelah jiwaku…
Air mataku tak juga mau berhenti, meskipun rasanya tak sanggup untuk keluar lagi.
“sayang.. minta lah padaNYA agar aku juga ikut bersamu disana???”batinku ketika ku cium batu nisan yang bertuliskan namanya..
Tiba2 datanglah seorang sosok ibu mendekatiku dan berkata “semua yang ada didunia ini, pasti akan kembali kepadaNYA….” Dihapusnya air mataku yang membasahi pipi.
Tersenyumku dalam tangis, ku peluk sosok ibu yang tegar dan kuat itu, meskipun kini hatinya pun menangis, anak yang ia sayangi harus menghadap sang pencipta lebih dahulu dari padanya..
Menangis ku terisak2 dipelukannya, seakan aku ingin mengatakan “ma…. Tolong bangunkan dia… karna aku tak sanggup tanpa dia dalam hidupku”..
Ku jalani malam itu tanpa ada kata “selamat mimpi indah sayang” ..
Aku pandangi langit yang penuh bintang, berharap diantara bintang itu adalah dy yang melihatku menunggunya disini, lagi2 air mata ini menetes membasahi pipi, ku hapus tiap tetesnya, hingga akupun tertidur dalam harap.
Dalam mimpi aku bertemu sosoknya, ia tersenyum padaku… aku bahagia sekali dapat bertemu nya meski dalam mimipi, ku sandarkan kepalaku di pundaknya, tak ada kata yang kami ucapkan, hanya diam membisu sampai akupun terjaga dalam mimpi indah itu, ku buka mataku saat terkena pantulan matahari yang bersinar terang..
Ku buka jendela kamarku dengan harapan yang jauh lebih baik, ku ambil handuk dan  ku langkahkan kaki ku menuju kamar mandi.
Namun ternyata aku tak sekuat itu, hatiku terasa sakit saat mataku tertuju pada sebuah meja yang diatasnya terletak bingkai foto aku dan dy, ku dekati bingkai foto itu,, kupeluk erat seakan aku sedang memeluknya, aku menangis dan berkata dalam hati “ sayang aku kangen.. apa kamu bahagia disana??”
Ntah pertanda apa itu, tiba2 gantungan kunci yang dulu ia berikan padaku bergerak sendiri, seakan ada yang mengerakkannya. Aku tersenyum melihat gantungan kunci itu bergerak sendiri, aku percaya jika ia ada didekatku, mungkin ia ingin memberitahukanku, jika ia tak pernah meninggalkanku sendirian..
“apa kamu disini sayang???” ucapku sendiri, melihat aku berbicara sendiri, adikku pun datang mendekatiku dan memelukku yang terduduk lesu diatas tempat tidurku, diusapnya kepalaku dan diciumnya keningku..
“mbak… relakan mas pergi” ucapnya…
“tadi mas datang dek”
“mas udah tenang disana mbak??”
“tapi tadi mas benar2 datang??”
Menangis adikku mendengar aku berbicara seperti itu.
“istiqfar mbak… ikhlaskan mas pergi, ALLAH sayang sama mas, makanya ALLAH bawa mas ikut DIA”
Aku menangis dipelukan adikku, aku menangis melihat kenyataan yang ada kini, bahwa orang yang ku sayangi tak dapat aku lihat lagi, hanya bisa aku rasakan saja kasih sayangnya.
Orang tuaku pun menangis melihat aku terjatuh seperti ini, mereka selalu membuat aku kuat menjalani kenyataan yang harus aku terima meskipun rasanya sakit sekali,
“mau kemana??”Tanya mamaku.
“mau kemakam mas ma..”jawabku
“mama anterin ya”
“nggak mau… mel bisa pergi sendiri”
Ku langkahkan kaki ku menuju pemakaman yang tidak jauh dari rumahku, rasanya berat sekali langkah ini, sesampainya aku di pemakaman tersebut, aku melihat ada sosok wanita yang duduk disebelah makam itu, ku dekati makam tersebut dan ternyata mama yang berada disana.
“asalamualaikum”sapa ku
Terkejut mama mendengar salamku “walaikumsalam”
Ku cium tangan mama, ku hapus aor matanya, ku usap nisan orang yang kusayangi sambil tersenyum “mas.. aku datang” batinku pilu.
Ku taburkan bunga diatas makamnya, ku haturkan doa untuknya disana,agar ia tenang dalam tidur panjangnya.
“mas… aku pulang dulu, aku bakal sering datang kesini, jangan khawatirin mama… aku janji mas, bakal jaga mama” ucapku sebelum pulang.
Ku genggam tangan mama dan pergi melangkah bersama meninggalkannya sendiri, namun aku tak perlu mengkhawatirkan dy lagi, karna ada ALLAH yang menjaganya disana.
Diperjalanan pulang menuju rumah mama bertanya “mel masih maukan jadi anak mama??”
Aku tersenyum “selamanya ma.. meskipun mas udah nggak sama mel lagi, tapi itu Cuma badannya aja, hatinya masih ada dihati mell ma..”
Sesampainya dirumah, aku duduk dimana tempat kami selalu menghabiskan waktu berdua saat ia pulang dari tempat kerjanya.
“mas… datanglah “batinku sambil menghapus air mataku.
Aku jadi teringat akan perkataannya terakhir kalinya saat berbicara ditelpon, malam itu dy memberitahukanku akan pulang, aku bertanya “kok pulangnya lebih cepat dari biasanya” namun ia hanya diam saat aku bertanya demikian..
Ia hanya menyuruhku memakai baju yang ia belikan sebulan yang lalu, ia pun menepati janjinya untuk pulang, tapi bukan dengan nyawa dibadan melainkan jasadnya yang sudah kaku.
Seakan petir disiang hari aku mendengar kabar itu, padahal aku telah memakai baju yang ia minta, apakah ia membeli baju itu untuk pemakamannya???
“kenapa dengan cara itu mas pulang???” batinku perih, “bisakah mas pulang dengan cara yang lain???”
“kenapa mas nggak izinkan aku memeluk mas terakhir kalinya, apa mas nggak mau melihat aku menangis??? Atau mas marah sama aku, mas… aku pakai baju yang mas kasi sebulan yang lalu, tapi mas nggak ada bilang kalo aku cantik.. mas Cuma diam sambil menutup mata.. apa mas nggak mau lihat aku,,, apa karna sekarang aku udah gendut… “ batinku saat melihat foto kami didalam dompetku.
Hanya bisa menangis dan meratapi takdir yang sudah digariskan tuhan.
“mel…”
Mataku mencari dari mana sumber suara itu..
“mel”
Lagi2 suara itu memanggilku.. aku mencari dari mana suara itu berasal, tapi aku tak menemukan nya..
“mel”
Langkahku pun terhenti di depan kamarnya, aku melihat sosoknya yang berdiri di depan jendela sambil tersenyum padaku, ku langkahkan kakiku pelan, tapi ia mengelengkan kepalanya. Langkahku pun terhenti, aku menangis.. menangis histeris hingga mama datang mendekatiku..
“kenapa mel” Tanya mama panik
“mas pulang ma…”teriakku..
Dipeluknya aku dengan erat, mama pun ikut menangis mendengar perkataan ku
“mel… doakan terus andra.. biar dia tenang disana???”
“massssssssssssssssssssssssssssss” teriakku sampai akhirnya aku pingsan.
Akupun tersadar dalam pingsanku, ku lihat semua orang menangis di sekelilingku, aku hanya diam dan tiba2 aku melihat sosok andra yang berdiri di belakang adiknya, ia tersenyum padaku..
Terdiam aku melihat sosoknya yang seakan nyata, apakah ia tak bisa tenang melihat aku yang belum bisa merelakannya pergi.
“mbak…”
Aku hanya diam…
“mel…”Tanya mama…
Aku tersenyum dan kemudian ku pejamkan mataku kembali, dan berkata dalam hati “maafin aku mas.. karna belum bisa merelakan kamu pergi, padahal kamu pergi ketempat yang jauh lebih indah dan tenang, aku janji mas.. nggak akan menangis lagi, tetaplah hidup dihatiku mas selamanya”
Ku buka mataku kembali dan kulihat sosoknya yang telah menghilang, mungkin andra mendengar apa yang aku ucapkan dalam hatiku
Ku peluk mamaku yang sudah datang untuk menjemputku pulang.
“mama mel pulang dulu ya” pamitku pada orang tua andra yang kebetulan hanya tinggal berdua dengan adiknya.
Dipeluknya aku dengan hangat, “sering2 kerumah ya”
Tersenyum ku pada sosok ibu yang sangat menyanyangiku tersebut, ku dekati adiknnya yang masih berusia 7 tahun, ia pun sangat dekat dengan andra.
“mbak pulang ya dek..” pamitku sambil memeluknya
“nanti kalo ketemu mas andra, suruh mas pulang ya?? Adek pengen ketemu mas”
“iya.. nanti mbak sampaikan sama mas ya…”
“mbak hati-hati ya..”jawabnya polos..
Ku helakan nafasku mendengar perkataan nya, “mas.. temuilah natswa sebentar saja.. dikangen sama kamu” batinku
Ku cium keningnya.. dihapusnya air mataku yang menetes dipipi
“kenapa mbak nangis dari kemaren, mas jahatin mbak ya” tanyanya padaku.
Kupeluk natwa dan berkata “nggak sayang, mbak Cuma kangen sama mas andra, natswa juga kangen sama mas andra kan??”
“iya… aduh… ucapnya tiba2, akupun kanget begitu juga dengan yang lain.
Natswapun berlari kedalam rumah dan mengambil sesuatu dari kamarnya,
“mbak.. natswa lupa, kata mas andra natswa harus kasi surat ini sama mbak”
Ku ambil surat itu tanpa membukanya..
“kapan mas kasi surat ini sama natswa??”Tanya mama nya
“waktu mas pulang kemaren??”
“kapan???”
“waktu mas bawa baju mbak memel ma??”ucapnya jelas.
“kok baru dikasi sekarang”
“nana lupa ma..”
Ku dekati natswa “makasi ya adek mbak sayang”
Ia tersenyum mendengar permintaan terima kasihku dan mencium pipiku, kamipun berpamitan pulang, berkali2 aku menoleh kebelakang, seakan aku ada yang sedang menyuruhku untuk berbalik.
Sesampainya dirumah, aku pun langsung masuk dalam kamar, aku menangis melihat surat yang ada ditangaku, “apa ini mas… kenapa kamu nulis surat untuk aku??” tanyaku dalam hati.
Ku buka surat itu
To. Adek mas..
Adek,, nggak tau kenapa rasanya berat banget untuk mas ngucapin ini secara langsung, seakan tertahan ditenggorokan mas,
Dek, malam ini setelah kita bertemu kenapa hati mas terasa gelisah dan sakit, mas takut nggak bisa ketemu dengan adek lagi, padahal malam ini adalah malam yang indah banget untuk kita,
Adek… besok mas bakal pergi kerja lagi, sebulan lagi baru kita ketemu, jangan nakal yan selama mas nggak ada, pakai baju yang mas beli ya sayang waktu mas pulang nanti, jangan sampai lupa, tapi kalo mas nggak bisa pulang, jangan ngambek dan jangan nangis ya???...
Mas sayang banget sama adek, mas janji nggak akan ngebagi hati mas sampai mas menutup mata nanti..
                                                                       Love you honey… muach..

Menangis aku dalam diamku, “mas… kenapa??” teriakku dalam hati..
“mbak..”sapa adekku
ku hapus air mataku, “ya”
“sholat maghrib yuk”
“iya”
Dalam sholat air matakupun tak sanggup ku tahan, ku panjatkan doa untuknya disana..
“ya allah engkau maha pengasih lagi maha penyanyang, berikanlah hamba mu ini ketabahan,keihklasan, dan kemudahan untuk menjalani hidup hamba selanjutnya, ya allah berikanlah ia tempat yang terindah disisimu… dan katakana padanya jika aku merindukannya AMINNN”
“mas…. Dedek kangen..” ucapku saat melihat foto kami berdua.
Kini akan ku mulai hidupku yang dia disisiku, akan ku raih masa depanku bersamanya yang selalu hidup dalam hatiku.
“ma.. mel berangkat kuliah ya”
Semua terkejut melihat aku yang sangat berbeda dari beberapa hari yang lalu,
“mbak… “ucap adikku yang langsung memelukku “semoga sukses “ sambungnya
“iya”jawabku lembut.
Ku cium tangan kedua orang tuaku, merekapun menghantarkanku sampai kedepan pintu rumah. Dengan mengendarai sepeda motor aku sampai di KAMPUS.. tempat aku menimba ilmu,
Seampainya aku diparkiran sepeda motor, para shabatku telah menunngu ku dengan wajah yang biasa saja..
“hey..”sapaku santai.
“gimana keadaan kamu mel??”Tanya salah satu sahabatku..
“baik” sambil menahan air mataku..
Mereka pun memelukku, dan memberikanku semangat untuk  menjalani hari2ku selanjutnya.
“sabar ya?”
“iya..”
Ku langkahkan kakiku bersama kedua sahabatku, sebelum memasuki kelas, kaki ku tiba2 terhenti dan menoleh kearah parkiran motor.
Aku diam melihat sosok andra yang duduk diatas motor itu, aku tersenyum melihatnya.
“makasi mas..”batinku..
“kenapa mel” Tanya tata shabatku
“nggak ada kok, yuk masuk”
Waktu terus berlalu nammun sosok andra tak pernah bisa tergantikan dihatiku, bahkan aku bisa melihat ia hadir disaat2 aku merindukannya, itu juga lah yang membuat aku kuat menjalani hari2ku disini,
Setiap rasa rindu menyiksa batinku, andra selalu datang meskipun hanya sedetik, saat aku gelisah dalam tidur, ia selalu datang dalam mimpiku.
“mas.. dedek datang mas” ucapku saat aku mengunjungi makamnya
Ku bersihkan  daun kering yang ada diatas makan tersebut, akupun berdoa sebelum pulang, ku cium batu nisan tersebut, seakan aku mencium keningnya.
“dedek pulang mas, insyaallah dedek bakal datang sama natswa kesini”
Tak lupa aku mengunjungi keluarga andra,
“asalamualikum”
“walaikumsalam”
“mama “ku cium tangannya.
Tiba2 natswa datang menghampiriku..
“mbak sama mas andra ya..”Tanya nya polos.
Aku terdiam, “nggak dek???”
“kok lama ya mas pulang ma”Tanya nya
“nanti ya.. mas bakal pulang kok”
“mama ne.. nanti2 aja katanya, tapi nggak pulang2 juga mas andra nya”
Ku dekati natswa.. “ kalo mas pulang nanti natswa mau kasi apa sama mas”
“ini.. “ditunjukkannya gambar yang ia buat dengan tangannya sendiri
“gambar siapa ini??”tanyaku.
“ini natswa.. ini mas andra mbak”
Teriris hatiku mendengar perkataan nya yang polos, mama yang tak kuasa melihat anak bungsunya berkata demikian, hanya bisa menahan tangis yang berusaha ia sembunyikan dari natswa.
Tersenyum aku melihat mama yang berusaha tegar, maklum saja setelah papa meninggal setahun lalu, andra lah tempat mereka bergantung, andra adalah sosok pengganti papa yang sangat mereka rindukan, karna itulah kepergian andra membuat pukulan keras untuk mama.
“mama… “ku peluk wanita setengah baya itu.
“natswa mau coklat nggak??”tanyaku.
“mau donk”jawabnya senang, coklat yang selalu andra bawakan untuk natwa tiap kali ia pulang kerumah.
Mama pun melanjutkan pekerjaan nya di dapur, aku dan natswa sibuk bermain bersama diruang tamu.
Tiba2 foto keluarga mereka terjatuh dari dinding, aku dan natswa terkejut, mama berlari dari dapur melihat apa yang terjadi, aku yang sedang membersihkan kaca2 yang pecah hanya bisa diam.. mama datang mendekatiku..
“andra.. apa ke pulang nak..”ucapnya sambil menangis terisak2..
“ke marah sama mama mas.. mama nggak sedih lagi to mas, mama udah ikhlas, mama Cuma kangen sama mas, makanya tadi mama nangis.. jangan marah sama mama ya mas” sambungnya..
Aku yang tadinya tak ingin menangis jadi ikut menagis mendengar ucapan pilu seorang ibu yang sanagt merindukan anaknya, yang tak mungkin kembali lagi.
Natswa ikut menangis melihat mama nya menangis..
“cup-cup kok adek nangis” ucap mama lembut.
“mama kenapa nangis??”jawabnya terisak-isak..
“nggak apa2.. sini.. mama mau peluk adek”
Hatiku sakit melihat mama dan natswa seperti itu,tak sanggup aku untuk melihat keadaan yang seperti itu.
“ya allah.. seandainya kepergian andra adalah yang terbaik ,aku mohon berikanlah kemudahan untuk kami menerimanya, karna sesungguhnya hanya engkau tempat kami memohon” batinku

2 tahun sudah andra pergi, sekarang pun natswa sudah mengerti kenapa andra nggak pernah pulang kerumah, atausekedar dating menemuinya, mama juga sudah mampu menerima dengan ikhlas, begitu juga denganku, sudah ikhlas melepas di pergi dalam peristirahatannya.

“mbak… ada yang cari tu “ panggil adikku.
“siapa??”tanyaku yang sibuk membuat surat lamaran kerja.
Ku lihat siapa yang datang mencariku,
“hey… “sapa nya
“robby… “teriakku sambil memeluknya.
“maafin aku baru datang yam el”
“iya”menganggukkan kepala
“udah ikhlas kan??”
“hm.. udah by..”
Dipeluknya aku dengan erat,air matanya menetes.. ku lepas pelukannya
“kenapa by??”Tanya ku
“andra kenapa pergi secepat itu mel”tangisnya terisak-isak..
“udah jalannya by”

Robby adalah sahabat aku dan andra saat masih duduk di bangku SMP, robby adalah saksi hidup betapa dekatnya hubungan aku dan andra sejak dulu, kami selalu menghabiskan waktu bertiga disekolah maupun diluar sekolah, robby baru mendapatkan kabar kalau andra telah meninggal 2 tahun yang lalu dari teman kantor andra.
Akupun mengajak robby ke pemakaman andra, disana robby menangis dan terus menangis..
“maafin aku ndra, nggak bisa nganterinke kesini, maafin aku baru tau sekarang” ucapnya berulang-ulang kali.
Aku berusaha menenangkannya, namun hatinya terlalu sakit untuk menerima kenyataan yang telah sekian lama baru diketahuinya.
Robby pun memintaku untuk menghantarkannya kerumah andra, sesampainya dirumah andra

“asalammualaikum”
“walaikumsalam “
“budeee… “ucapnya sambil menangis dipelukan mama
“udah-udah, jangan nangis doakan aja andra tenang disana ya nak..”
“maafin robby yang baru tau sekarang bude, maafin robby baru datang sekarang”
“nggak apa2 to nak… nama nya aja nggak tau, maafin andra nyo kalo dia ada salah2 kata sama kamu.”
“iya bude”
Natswa yang berdiri disudut pintu hanya diam melihat robby yang menangis dipelukan ibunya.
“sini” panggil robby.
Natswa mendekati robby
“nggak boleh nangis,” ucapnya pada robby “kata mama mas andra udah disurga, kalo mas nangis nanti mas andra juga nangis”
“iya kan ma..”Tanya nya
“iya” jawab mama berbisik.

Hatiku pilu mendengar natswa berkata demikian, seakan air mata ini tak sanggup untuk aku sembunyikan lagi.
Kamipun melihat album yang berisikan foto-foto kami semasa andra masih ada, ada air mata dan tawa saat mengingat satu persatu kenangan itu.
“mas.. apa kamu ngelihat aku sama robby sekarang ini, kami disini sedang mengenang masa-masa indah kita mas, kami mengingatmu dalam kenangan indah”
Robby yang harus segera kembali ke pekan baru untuk menemui istri dan anak2nya berpamitan padaku dan keluarga andra, ku antarkan robby hingga ke terminal

“ini”robby memberikan sebuah pakeet padaku, sepertinya paket itu telah lama sekali
“apa ini”tanyaku
“sesuatu yang andra pesan 2 tahun yang lalu, waktu aku di jawa, tadinya aku ngirim langsung ke kantornya, tapi selama 2 tahun andra nggak ngasi kabar, makanya aku langsung menemui andra ke kantor, dan ternyata..” robby menghentikan perkataannya.
“makasi ya by” ucapku..
“iya mel, jaga diri ke baik2 ya??”
Dipeluknya aku dengan erat, “kapan kita ketemu lagi”tanyaku..
“insyaallah akan ketemu lagi mel”
“titip salam sama tya dan chica ya by,,”
“iya” ucapnya berbisik

Ku lepaskan sahabatku dengan senyum dan lambaian tangan, ku langkahkan kaki ku untuk pulang kerumah, seamapainya dirumah aku melihat mama dan tata yang gelisah menanti kepulanganku

“asalamualaikum”
“walaikumsalam”sahut tata
“kamu dari mana mel”Tanya mama
“dari tempat mas andra ma” jawabku lembut
“kapan kamu bisa ngelupain andra mel, udah 2 tahun mel, 2 tahun kamu terus hidup dalam bayang2 andra terus, sampai kapan” ucap mama
“mama” jawabku kesal
“udah mbak” tata yang berusaha menenangkanku
Ku dekati mama “ kenapa mama jadi seperti ini” tanyaku sambil menangis
“ingat mel, andra hanya masa lalu” ucap mama tegas

Aku seakan tertampar keras oleh kata2 mama, rasanya kakiku tak sanggup untuk melangkah, terduduk aku dikursi.

Tata yang selalu menemaniku hanya diam membisu,
“jangan marah sama mama ya mbak”
Aku tersenyum “nggak ta.. nggak mungkin mbak marah sama mama”
Aku tak mengerti mengapa mama bersikap seperti itu padaku, apa mama khawatir dengan hidup yang aku jalani sekarang ini.
Mungkin iya.. karna mama juga berhak melihat anaknya bahagia dalam hidup ini,
“ma… “sapaku manja
“apa mama takut mel nggak bisa melanjutkan hidup tanpa andra ma”tanyaku
Mama hanya diam dan terus diam sampai akupun lelah untuk mengajaknya berbicara.
“mama.. maafin mel yang belum bisa menghapus andra dalam hidup mel, mel juga punya hati ma, mel juga punya rasa sakit dan kehilangan dalam hati, tolong ma,,, jangan hempaskan mel dalam sikap mama yang seperti ini, mel sayang sama mama” ucapku diakhir pembicaraan yang tak pernah ada jawabannya.

Keesok harinya natswa datang kerumah..

“asalamualaikum”
“walaikumsalam”sahut mama
“tante..”sapanya lembut
“natswa… sama siapa sayang”
“sendirian”
“mama tau natswa kesini”
“iya, natswa mau ketemu mbak memel “
“mbak mel keluar sayang” jelas mama “natswa mau minum apa??”sambung mama.
“mau teh es” jawabnya polos
 cukup lama natswa menunggu ku dirumah..
"asalamualaikum natswa"sapaku dari depan pintu
"mbak mel" sambutnya riang.
"dah lama"tanyaku
"udah"
"mama taukan nana kesini"
diapun mengangguk..
"mbak... selamat ulang tahun ya??"

aku terharu mendengar ucpannya

"kok tauhari ini mbak ulang tahun"
"dari mas andra..."
"maksudnya"
"tadi malem nana ketemu mas andra, nana banyak banget cerita sama mas andra, dan mas andra bilang kalo hari inimbak ulang tahun"

aku tersentuh mendengar nya berbicara, meskipun sulit dipercaya dibertemu dengan andra.
diberikannya aku selembar kertas yang bertuliskan "selamat ulang tahun"

"ini mbak mel, ini nana, ini mas andra yang disurga"
"makasi sayang"

aku pun baru teringat akan paket yang diberikan robby padaku ketika diterminal, berlari aku menuju kamarku, kucari bingkisan itu,

"mbak cari ini"tanya tata
"hah.. sama kamu ta"
"iya mbak.."
 ku buka bingkisan tersebut, menangis ku melihat isinya, ternyata baju pengantin dan cincin permata yang dulu pernah direncanakan untuk membelinya, tak pernah ku sangka jika andra telah memesannya, 

"kenapa mas, tak ada hentinya kamu mengingatkan aku dengan hari2 indah yang dulu pernah menjadi cerita kita" batinku

betapa sakitnya saat aku menerima semua ini, luka yang belum sembuh atas kepergiaanya kini harus dibuka kembali dengankenangan yang belum sempat kami wujudkan berdua,

tuhan.. jika memang aku harus hidup dalam bayang2 andra disisa hidupku, maka aku ikhlas menerimanya, tapi izinkanlaha aku untuk hidup dengan harapan yang lain.
akan aku simpan selalu kenangan ini dalam hati meskipun kelak akumencintai orang lain.

andra akan selalu menjadi yang pertama dihati ini tuhan, percayalah akan hal itu.

"mas... doakan aku selalu.. dari surga sana, karna ku kan menyusulmu suatu hari nanti...
                                                                         
                                                                         sekian....
 
 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar