Rabu, 14 Maret 2012

share..

aku nggak ngerti dengan jalan takdir yang di berikan tuhan kepadaku, tiap kali aku merencanakan sesuatu, tiap kali pula rencana itu harus gagal dan gagal lagi, ingin aku berteriak sekuatnya agar tuhan mendengar betapa aku kecewa dengan takdir yang nggak pernah berpihak denganku..
dosa apa yang telah aku lakukan sampai-sampai takdir nggak mengizinkan aku merencanakan apapun dalam hidupku kedepannya..
tapi setelah kegagalan itu berlalu, akupun melupakan semuanya dan mulai dengan harapan yang baru, meskipun dalam hatiku ada segelintir rasa ragu untuk harapa itu.
inilah kisah baru yang aku sendiri nggak tau apakah akan berakhir dengan kebahagiaan, bukan berakhir dengan kekecewaan.

''nggak akan sanggup aku yah..."

berawal dari perkenlan dari seorang teman kerjaku..
aku bekerja distudio foto,disana aku mempunyai rekan kerja yang sangat akrab bersamaku, melewati hari-hari berdua, sampai akhirnya sahabatku pun bertanya apakah aku akan terus sendiri, aku selalu tersenyum tiap kali pertanyaan itu ia lontarkan, karna pada saat itu ia pun belum memiliki siapa-siapa dalam hatinya.

"aku punya kenalan lo" ujarnya padaku,,,
aku tersenyum mendengar sahabatku memberikan kabar yang tentu saja membuat akupun senang, haripun berlalu sahabatku pun mulai berkenalan dengan pria yang dikenalkan oleh sahabatnya sewaktu ia sekolah dulu.
hari-hari berlalu tanpa pernah sedikitpun sahabatku menceritakan apa yang telah ia lewati dengan pria yang beru ia kenal tersebut..

"ah.. aku nggak suka dengan fikri"
aku terkejut mendengar sahabatku mengucapkan kata2 itu, padahal diawal prtemuan mereka, sahabatku tampak begitu bahagia dan berharap inilah jodohnya.
"kenapa???"
"nggak tau,, nggak ada rasa aja saat aku duduk sama dy"
tersenyum mendengar sahabatku mengungkapkan isi hatinya..

semenjak itu sahabatku pun tak pernah menceritakan tentang pria itu..

dan tiba pada saat aku menerima pesan dihandphone ku..
"hai boleh kenalan.. aku fikri.."
aku yang sedang tiduran dikamar, terbelalak mendengar nama yang tertulis didalam pesan itu, tanpa aku berfikir panjang, aku menelpon sahabatku danbertanya dari mana fikri mendapatkan nomor telponku..
sahabatku tertawa terbahak2 dan berkata "dari teman sekolah aku dulu"

inilah awal kisah baru dalam hidupku...
aku bertemu dengan sosok fikri yang selama ini hanya aku dengar dari sahabatku saja, kebetulan aku juga bersahabat dengan eval (teman sekolah sahabatku). ntah ini takdir yang harus aku jalani, karna untuk pertama kalinya kau dipertrmukan noleh seorang pria melewati perjalanan yang panjang,. lucu saat aku mengingat2 tentang tu..

kami berteman... dibilang dekat TIDAK dibilang JAUH juga tidak,,, karna aku saat itu aku dan fikri mempunya kesibukan masing2, fikri sibuk dengan kerja dan kuliahnya, sementara aku sibuk dengan pekejaan ku sendiri, tiap kali fikri memberi kabar padaku, aku selalu menjawab dengan seadanya, ntah kenapa itu aku lakukan, mungkin karna aku takut untuk berkomitmen dengan suatu hubungan,
sampai saat fikri mengutarakan perasaannya padaku..
tapi tanggapanku terlalu dingin, aku hanya menjawab " aku belum siap untuk itu"
karna saat itu aku juga masih mempunyai  seseorang yang dekat denganku, aku bigung harus melakukan apa, disatu sisi aku takut unk memilih, dan disatu sisi aku juga nggak tau sebenarnya perasaanku ada pada siapa..

hubungan kami mulai merenggang, tapi ada saatnya aku merasa kangen sama fikri.. tak ragu dan sungkan aku mengutarakan rasa kangen itu padanya, sukurlah tiap kali aku ungkapkan itu, fikri merespon dengan baik.
aku mulai merasakan nyaman tiap kali berbicara dengan fikri, aku selalu tersenyum tiap kali aku membayangkan wajahnya..
tapi semua itu aku tutupi dari semua orang termasuk sahabat aku sendiri.

waktu berlalu, aku dan fikripun kembali merenggang... sampai saat fikri mengirim surat padaku..
dalam surat ia menceritakan betapa selama ini hatinya sakit melihat sikaplu yang cepat beruah, kadang baik dan kadang hilang entah kemana,, dan diakhir surat fikri menulis kalo persahabatan mungkin jauh lebih baik untuk kami berdua,,

hatiku sakit membaca surat itu, aku marah.. seakan tak terima...dengan pernyataan nya yang ingin kami sebatas sahabat..
semenjak itu aju baru menyadari jika aku benar2 telah jatuh cinta pada fikri.. sosok yang 3 bulan belakangan menemaniku meskipun wujudnya tak selalu ada didekatku.
hari2 aku lewati bersama fikri,
dan ternyata aku juga telah menyakiti hati seseorang y ang jauh sebelum fikri juga menemani hari2ku.. mungkin aku jahat tlah pergi tanpa sempat aku mengatakan sesuatu padanya, ataupun sekedar berpamitan.. namun aku yakin dy akan mengerti jika inilah jalan yang terbaik untuk aku dan dy, terlalu banyak penghalang unk kami menyatu, terlalu banyak air mata yang telah aku teteskan untuk tetap bersamanya.

sampai akhirnya aku dan fikri sampai ketahap ini,
tahap dimana aku dan dy akan bertunangan, banyak yang bertanya sejak kapan kami menjadi sepasang kekasih, tapi tak pernah ada jawaban yang bisa kami berikan tiap kali pertanyaan itu datang.
karna memang sebenarnya tak ada ikatan antara kami,semua terjadi begitu saja, dekat, sayang dan saling memiliki... semua rasa itu hadir tanpa ada ikatan apapun, sampai akhirnya fikri mengatakan pada kedua orang tuaku jika ia ingin menjadikan aku sebagai PENDAMPING HIDUPNYA.
bahagia sekali saat aku mendengar kata2 itu keluar dari mulut pria yang aku sayangi, tak peduli ikatan apa yang sedang kami jalani, yang pasti AKU HANYA MILIKNYA..

rencana pertunanganpun telah kami rencanakan,, akan kami selenggarakan disaat aku berulang tahun yang ke 22 tahun, aku bahagia sekali, karna disaat itu akan ada cincin yang melekat dijari manisku dan cincin itu adalah lambang cinta kami.
hanya tuhan yang tau betapa berharapnya aku hari itu akan segera tiba.. rasanya untuk menunggu sebulan saja lama sekali, namun itu hanya sekedar harapan saja ternyata..
pertunangan kami harus di undur satu bulan lagi, untuk menungu kakak tertua fikri yang sedang bekerja di semarang, aku kecewa mendengar keputusan itu, tapi untunglah orang tuaku bisa membuat aku tenang,
dan fikripun mengatakan kepada orang tuaku, akan melaksanakan niat kami dibulan april..

hanya bisa menarik nafas panjang..
hari demi hari terus berlalu, sampai pada suatu malam aku bermimpi, jika pertunanganku batal, mimpi yang sama saat pertama kali kami merencanakan pertunangan di bulan maret.
aku tersentak dari tidurku, aku gelisah, aku utarakan  perasaan takutku padanya, meskipun dengan ekspresi yang biasa saja.

dan akhirnya aku pun mulai ragu dengan rencana itu,, aku bertanya pada fikri,,
"ayah... apa abg akan benar2 datang???"
fikri hanya mangatakan "kita usahakan ya sayang karna ayah juga nggak tau.."
"apa harus diundur lagi pertunangan kita yah, kalo seandainya abg nggak bisa datang,karna pertunangan kita dindur kemaren dengan alasan nunggu abg dari semarang kan??"

fikri memandangku yang tidur dipahanya,sambil mengelus kepalaku..
"Semoga aja bisa ya nda"
dari pembicaraan singkat itu, keraguanku semakin nyata saja, aku menjadi berfikir jika dibulan april juga gak akan ada hari bahagia itu..

menangis aku semalaman membayangkan jika itu terjadi, betapa sakitnya hatiku apalagi orang tuaku, seakan fikri mempermainkan kedua orang tuaku,,
aku yakin jika pertunangan ini harus diundur lagi, maka akan ada perselisihan antara aku dan keluargaku,,

tuhan,,, perkenankanlah hari itu tuhan, jangan engkau beratkan langkah ini untuk menjalankan niat baik yang sempat tertunda ini..
sakit tuhan ketika aku harus menerima kenyataan unk yang kedua kalinya nanti,
tuhan,,, andai itu memang benar terjadi, maafkanlah aku yang tak bisa menahan rasakecewa untuk yang kesekan kalinya, meskipun aku mengatakan mampu untuk melaluinyaa..

"ayah.. andai yang bunda takutkan terjadi, maafkan bunda karna tak bisa menjadi wanita yang sempurna untuk menerima kenyataan yang pahit ini, maafkan bunda karna harus mengubur semua mimpi dan harapan yang telah kita bangun diatas cinta kita..
pergilah yah... mungkin takdir yang tak merestui kita"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar